10
pesan lukmanul hakim kepada anaknya
Berdasarkan al-Qur'an surat Luqman
ayat 13, 16, 17, 18, dan 19 penulis berpandangan bahwa pada ayat-ayat tersebut
terdapat sepuluh nasihat Lukman al-Hakim kepada anaknya. Adapun sepuluh nasihat
tersebut adalah sebagai berikut,
1. Nasihat Agar Tidak Musyrik kepada
Allah SWT
Disebutkan kisahnya oleh firman
Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 13)
Artinya : "Dan (Ingatlah)
ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
(Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Lukman berpesan kepada anaknya
sebagai orang yang paling disayanginya dan paling berhak mendapat pemberian
paling utama dari pengetahuannya. Oleh karena itulah, Lukman dalam nasihat
pertamanya berpesan agar anaknya menyembah Allah semata, tidak
mempersekutukan-Nya dengan dengan sesuatu pun seraya memperingatkan kepadanya :
(QS.Luqman [31]: 13)
Artinya : "...Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar...."
(Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Yakni syirik adalah dosa yang paling
besar. Sehubungan dengan hal ini, Bukhari telah meriwayatkan hadits melalui
'Abdullah ibn Mas'ud ra,
قال
البخاري حدثنا قتيبة، حدثنا جرير، عن الأعمش، عن إبراهيم، عن علقمة ،عن عبد الله،
رضي الله عنه، قال: لما نزلت: الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ
بِظُلْمٍ، شق ذلك على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، وقالوا: أينا لم يَلْبس
إيمانه بظلم؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إنه ليس بذاك، ألا تسمع إلى
قول لقمان: يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya : "Al-Bukhari berkata,
telah menerangkan kepada kami Qutaibah, (kata Qutaibah) telah menerangkan
kepada kami Jarir, dari al-A'masy, dari Ibrahim, dari ’Alqamah, dari 'Abdullah
ibn Mas'ud ra ia berkata, Ketika turun ayat : 'Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman,' hal itu sangatlah
memberatkan para sahabat, mereka berkata, 'Siapakah diantara kami yang tidak
mencampuradukkan keimanannya dengan kedzaliman?.' Maka Rasulullah SAW bersabda,
'Sesungguhnya bukanlah demikian (pengertiannya seperti yang kalian katakan),
tidakkah kalian pernah mendengar ucapan Lukman: Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.'" (Bukhari jilid II : 1995 : 287).
Syirik di sini diungkapkan dengan
perbuatan zalim. Mereka mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman, yakni
dengan kemusyrikan.
Selanjutnya, Lukman mengiringinya dengan
pesan lain, yaitu agar anaknya menyembah Allah SWT semata dan berbakti kepada
kedua orang tua sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, (QS.al-Isra
[17]: 23)
Artinya : "Dan Tuhanmu Telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 284).
Dan memang Allah SWT sering
menggandengkan keduanya dalam al-Qur'an. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 :
428-429).
Penulis tidak memasukkan ayat 14 dan
15 dari Qur'an surat Luqman sebagai wasiat Lukman al-Hakim kepada anaknya
karena memperhatikan tekstual ayat tersebut tidak menggambarkan bahwa ayat
tersebut adalah ucapan Lukam kepada anaknya, walau demikian tetap kedua ayat
tersebut menjadi nasihat bagi anak dari Lukman al-Hakim dan anak dari orang tua
muslim lainnya.
Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]:
14-15)
Artinya : " Dan kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan."
(Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
2. Nasihat Agar Memegang Teguh
Ketauhidan
Disebutkan oleh firman-Nya,
(QS.Luqman [31]: 16)
Artinya : "(Luqman berkata):
"Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Seandainya amal sekecil dzarrah (biji
kecil) itu dibentengi dan ditutupi berada dalam batu besar yang membisu atau
hilang dan lenyap di kawasan langit dan bumi, maka sesungguhnya Allah SWT pasti
akan membalasnya. Demikianlah karena sesungguhnya Allah pasti akan membalasnya.
Demikianlah karena sesungguhnya Allah, tiada sesuatu pun yang tersembunyi
bagi-Nya dan tiada sebutir dzarrah pun, baik yang ada di langit maupun
di bumi, terhalang dari penglihatan-Nya. Oleh sebab itulah disebutkan oleh
firman-Nya, (QS.Luqman [31]:13)
Artinya : "Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag
RI : 2005 : 412).
Lathiifun, Maha Halus pengetahuan-Nya, sehingga segala sesuatu tiada
yang tersembunyi betapa pun lembut dan halusnya. Khabiirun, Maha
Mengetahui langkah-langkah semut sekecil apa pun yang ada di kegelapan malam
yang sangat pekat. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 428-429).
Jamaal 'Abdul Rahman mengutip
pemaparan al-Qurthubi, diceritakan bahwa anak Lukman al-Hakim bertanya kepada
ayahnya tentang sebutir biji yang jatuh ke dasar laut, apakah Allah
mengetahuinya? Maka Lukman menjawabnya dengan mengulangi jawaban semula yang
disebutkan dalam firman-Nya,(QS.Luqman [31]: 16)
Artinya : "(Luqman berkata):
"Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412). (Jamaal
'Abdul Rahman : 2005 : 341-342).
3. Nasihat Agar Mendirikan Shalat
Lukman al-Hakim terus-menerus
memberikan pengarahan kepada anaknya dalam pesan selanjutnya. Kisahnya
disebutkan oleh firman-Nya, (QS.31:17)
Artinya : "Hai anakku,
Dirikanlah shalat...." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
'Aqimish-shalaata, dirikanlah shalat, lengkap dengan batasan-batasan,
fardhu-fardhu, dan waktu-waktunya. (Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
4. Nasihat Agar Memiliki Keberanian
Memerintah kepada Kebaikan
Pesan Lukman al-Hakim yang keempat
adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk memerintah manusia untuk berbuat
baik. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya : "...dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik...." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI
: 2005 : 412).
5. Nasihat Agar Memiliki Keberanian
Mencegah Kemungkaran
Pesan Lukman al-Hakim yang kelima
adalah agar anaknya memiliki keberanian untuk mencegah orang-orang yang berada
di sekitarnya berbuat kemungkaran. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 17)
Artinya :"...dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar...." (Al-Qur'an dan Terjemah
Depag RI : 2005 : 412).
Terhadap pesan Lukman al-Hakim yang
keempat dan kelima kepada anaknya di atas, Ibnu Katsir memberikan keterangan, Wa'mur
bi'l-ma'ruufi wanha 'ani'l-mungkar, perintahkanlah perkara yang baik dan
cegahlah perkara yang munkar menurut batas kemampuan dan jerih payahmu. (Ibnu
Katsir jilid III : 1990 : 430).
6. Nasihat Agar Bersabar Terhadap
Musibah yang Menimpa
Pesan Lukman al-Hakim yang keenam
adalah agar anaknya bersabar terhadap musibah yang menimpa. Firman Allah SWT,
(QS.Luqman [31]: 17)
Artinya : "...dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (Al-Qur'an dan
Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Karena sesungguhnya untuk
merealisasikan amar ma'ruf dan nahyi mungkar, pelakunya pasti akan mendapat
gangguan dari orang lain. Oleh karena itulah, dalam pesan selanjutnya Lukman
memerintahkan kepada anaknya untuk bersabar.
Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]:
17)
Artinya : "... Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."
(Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Yakni bersikap sabar dalam
memhhadapi gangguan manusia termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah SWT.
(Ibnu Katsir jilid III : 1990 : 430).
Menurut pendapat lain, Lukman
memerintahkan kepada anaknya bersabar dalam menghadapi berbagai macam kesulitan
hidup di dunia, seperti berbagai macam penyakit dan sebagainya, dan tidak
sampai ketidak sabarannya menghadapi hal tersebut akan menjerumuskannya ke
dalam perbuatan durhaka terhadap Allah SWT. pendapat ini cukup baik karena
pengertiannya bersifat menyeluruh. Demikianlah menurut al-Qurthubi dalam kitab
tafsirnya. Menurut makna lahiriahnya, hanya Allah yang lebih mengetahui, bahwa
firman-Nya, (QS.Luqman [31]: 17
Artinya : "... Sesungguhnya
yang demikian itu...." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Isyarat yang terkandung di dalamnya
menuunjukan kepada sikap mengerjakan shalat, menunaikan amaar ma'ruf dan nahyi
mungkar, serta bersabar menghadapi ganguan dan musibah, semuanya termasuk
hal-hal yang diwajibkan oleh Allah SWT. (Jamaal 'Abdul Rahman : 2005 :
342-343).
7. Nasihat Agar Tidak Bersikap
Sombong terhadap Orang Lain
Pesan Lukman al-Hakim yang ketujuh
adalah agar anaknya jangan memalingkan muka dari manusia karena sombong, merasa
diri paling tinggi derajatnya dari orang lain. Firman Allah SWT, (QS.Luqman
[31]: 18)
Artinya : "Dan janganlah
kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)...." (Al-Qur'an
dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Ash-Sha'r artinya berpaling. Makna asalnya adalah suatu penyakit yang
menyerang tengkuk unta atau bagian kepalanya sehingga persendian lehernya
terlepas dari kepalanya, kemudian diserupakanlah dengan seorang lelaki yang
bersikap sombong. (Sayyid Qutb : 1992 : 2790).
Ibnu Abbas ra menafsirkan firman
Allah SWT, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong)...." yakni janganlah engkau bersikap sombong dengan
meremehkan hamba-hamba Allah dan memalingkan mukamu dari mereka bila mereka
berbicara denganmu. (Ath-Thabari jilid XXI : 1988 : 74).
Makna yang dimaksud ialah
hadapkanlah wajahmu ke arah mereka dengan penampilan yang simpatik dan menawan.
Apabila orang yang paling muda di antara mereka berbicara denganmu,
dengarkanlah ucapannya sampai dia menghentikan penbicaraannya. Demikianlah yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. (Jamaal 'Abdul Rahman : 2005 : 344).
8. Nasihat Agar Tidak Angkuh dalam
Menjalani Hidup
Pesan Lukman al-Hakim yang kedelapan
adalah agar anaknya tidak angkuh dalam menjalani hidup. Firman Allah SWT,
(QS.Luqman [31]: 18)
Artinya : "...dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Al-Qur'an dan
Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Berjalan di muka bumi dengan angkuh,
ialah cara berjalan dengan langkah yang angkuh dan sombong dan enggan untuk
bercampur gaul dengan orang lain (disebabkan kesombongannya itu). Cara berjalan
yang maupun Khalik (Allah SWT) atapun makhluk (manusia) sama-sama tidak
menyukainya. Cara berjalan yang sombong adalah indikasi akan lupa dirinya
seorang hamba kepada Dzat Allah SWT (yang hanya Dia yang berhak untuk sombong).
(Sayyid Qutb : 1992 : 2790).
Manusia menjalani hidup diantaranya
dengan berjalan menelusuri relung-relung kehidupan setiap harinya. Lukman
al-Hakim mengajarkan kepada anaknya untuk tetap tawadlu' (rendah hati) dan
tidak takabbur (sombong) diantanya dengan menekankan agar dalam cara berjalan
tidak berjalan dengan angkuh dan sombong.
9. Nasihat Agar Menyederhanakan Cara
Berjalan
Pesan Lukman al-Hakim yang
kesembilan adalah agar anaknya menyederhanakan cara berjalan. Nasihat
kesembilan ini berserta nasihat ketujuh, kedelapan dan kesepuluh adalah
sama-sama menekankan untuk tidak berlaku sombong dan menanamkan sifat tawadlu'
kepada anak.
Setelah Lukman al-Hakim
memperingatkan anaknya agar waspada terhadap akhlaq yang tercela dengan
nasihat ketujuh dan kedelapannya, dia lalu menggambarkan kepadanya akhlaq mulia
yang harus dikenakannya. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 19)
Artinya : "Dan sederhanalah
kamu dalam berjalan...." (Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI :
2005 : 412).
Waqsid fii masyika, Yakni berjalanlah dengan cara jalan yang pertengahan, tidak
dengan langkah yang lambat dan tidak pula dengan langkah yang terlalu cepat,
namun dengan langkah yang pertengahan antara lambat dan cepat. (Ibnu Katsir
jilid III : 1990 : 430).
Nasihat Lukman al-Hakim yang
kesembilan ini adalah sesuai dengan salah satu sifat 'Ibaadu'r-Rahmaan
(hamba-hamba yang baik dari Tuhan yang Maha Penyayang). Firman Allah SWT,
(QS.al-Furqan [25]: 63)
Artinya : "Dan hamba-hamba
Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Al-Qur'an dan
Terjemah Depag RI : 2005 : 365).
10. Nasihat Agar Melunakkan Suara
Nasihat Lukman yang terakhir kepada
anaknya yang terdapat dalam Qur'an surat Luqman adalah agar anaknya melunakkan
suara dalam berbicara dengan orang lain. Firman Allah SWT, (QS.Luqman [31]: 19)
Artinya : "...Dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
(Al-Qur'an dan Terjemah Depag RI : 2005 : 412).
Menurut Ibnu abbas ra, waghdud
min shautik, yakni rendahkanlah suarmu dan janganlah bersuara dengan keras
(tanpa alasan yang baik). (Al-Fairuzabadi : tt : 345).
Menurut al-Maraghi, waghdud min
shautik, yakni kurangilah dari nada suara dan ringkaslah dalam berbicara,
dan janganlah meninggikan suaramu ketika tidak ada keperluan apapun untuk
meninggikannya, karena hal itu adalah tindakan yang dipaksakan oleh yang
berbicara dan dapat mengganggu diri dan pemahaman orang lain. (Al-Maraghi :
1974 : 86).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar