Jumat, 18 Juli 2014

DA'WAH NABI MUHAMMAD SAW



DA'WAH-DA'WAH  RASULULLAH  SAW               

Oleh : Ustadz Ali Muhammad Bazmul
         Allah Swt mengutus Baginda Rasulullah Saw sebagai tanda rahmat-Nya terhadap Alam semesta ini, beliau menyeru bangsa Arab dan seluruh ummat manusia menuju kemaslahatan hidup didunia ini dan kemaslahatan hidup di akhirat yang menjadi titik akhir tujuan dari semua ummat manusia
         Baginda Rasulullah Saw membawa risalah samawiyah untuk membebaskan keterkungkungan manusia dari segala pengaruh-pengaruh duniawiyah dan materi yang senantiasa telah mejadikan mereka lupa terhadap nilai fithrah suatu kehidupan dan tujuan abadi yang merupakan hakikat dari hasil nilai kehidupan itu sendiri, sehingga banyak dari mereka telah memperhambakan diri kepada kemauan dan kehendak nafsu mereka, yang pada akhirnya tanpa sadar mereka telah keluarlah perlahan-lahan dari fithrah mereka sendiri, dan musnahlah segala kemulyaan hidup mereka yang diberikan Allah, sementara mereka tak ubahnya bagaikan bergulir menggelinding menuju arah kehidupan yang semu dan tak pasti.
         Sedangkan risalah yang dibawa oleh Baginda Rasulullah Saw merupakan suatu konsep rabbany untuk mendisain ulang gambar kehidupan manusia yang carut-marut, yang diakibatkan oleh terlalu jauhnya mereka meninggalkan nilai-nilai rabbaniyah dan mereka berkubang didalam lumpur kenistaan dan kehinaan yang tanpa sadar mereka telah kehilangan cahya ruhaniyah, sehingga apa yang mereka hasilkan dan apa pula yang mereka perbuat tak mendatangkan kepuasan terhadap diri mereka sendiri apalagi terhadap orang yang berada disekitar mereka, bahkan justru apa yang mereka perbuat kerap kali menjadikan orang lain merasa terusik rasa kenyamanannya dan bahkan kehilangan rasa ketentramannya, yang ada hanyalah rasa dongkol dan kebencian yang senantiasa sering muncul disetiap hati mereka.
         Dengan berbekal risalah samawiyah ini Baginda Rasulullah Saw memulai semua langkah da'wah-da'wah beliau yang sarat dengan muatan tarbiyyah rabbaniyah yang diabad ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk menjalin hubungan antar sesamanya dan hubungan dengan Sang Khaliq, dan hal itu diterapkan oleh beliau sebagai Qudwah hasanah agar menjadi contoh yang baik dalam menjalankan kehidupan ini, dan hal ini pula dikemas kedalam konsep da'wah bilhal ya'ni aplikasi dari segala yang termuat didalam risalah samawiyah. Dan beliau menyalin firman Allah Swt itu kedalam amalan-amalan dan tindak-tanduk beliau, serta beliau terjemahkan ia kedalam bahasa perbuatan, sehingga beliau tidak terpaku pada bahasa tulisan dan bahasa ucapan saja, tapi beliau munculkan kepermukaan menjadi sikap laku dalam semua aktivitas dan sepak terjang kehidupan beliau, maka pantaslah bila beliau mendapatkan julukan sebagai Al-Qur'an yang hidup.
         Simak kisah berikut tentang kepribadian yang mulya dari diri Baginda Rasulullah Saw yang merupakan contoh da'wah bilhal dari beliau :  Pada suatu hari disa'at Baginda Rasulullah Saw telah wafat beberapa bulan sesudahnya, datanglah salah seorang dari sahabat kental yang selalu membela diri beliau disa'at masih hidup dan sekaligus sebagai mertua beliau dari istri beliau Aisyah Ra. itulah Abu Bakar Asshiddiq Ra. kekediam beliau, lalu Abu Bakar Asshiddiq Ra. memanggil putrinya ya'ni Aisyah Ra. seraya berkata : Hai Aisyah engkau adalah orang yang terdekat dengan diri Rasulullah Saw dan  engkau adalah orang  yang benar-benar banyak mengetahui tentang diri beliau dan amal Ibadah beliau, sementara aku adalah ayahmu yang senantiasa pula engkau mengenali siapa aku dan bagaimana amal Ibadahku dalam keseharianku ! Aisyah Ra dengan tekun mendengarkan apa yang disampaikan oleh ayahandanya. Lalu Abu Bakar Asshiddiqpun bertanya kepada putrinya dengan penuh kecemasan khawatir bila ia menselisihi dengan apa yang dikerjakan oleh Baginda Rasulullah Saw, " Hai Aisyah samakah amal-amal Ibadahku dengan amal-amal Ibada  Rasulullah Saw ? " sesudah itu Aisyahpun menjawab apa yang ditanyakan pada dirinya oleh ayahandanya : " Wahai ayahku semua amal Ibadahmu sama persis dengan apa yang dijalankan oleh Baginda Rasulullah saw, hanya saja  ada satu yang biasa dilakukan oleh beliau namun aku tidak pernah mendapatnya pada diri ayahandaku " serentak wajah Abu Bakarpun menjadi pucat pasi dan terperanjat oleh apa yang diucapkan oleh putrinya Aisyah Ra, Lalu dengan nada memaksa Abu Bakar Asshiddiq bertanya ingin tahu akan hal itu : Apakah itu wahai putriku ? tolong sebutkan kepadaku, agar aku tidak ketinggalan menjalankannya. Kemudian Aisyahpun menceritakannya : " Wahai ayahandaku tahukah engkau ! bahwa setiap hari Rasulullah Saw tanpa sedikitpun absen  selalu mendatangi seorang pengemis buta dari bangsa yahudi yang senantiasa duduk disebuah tempat disudut  kota ini dengan membawakan untuknya sebungkus makanan yang telah aku siapkan untuk beliau bawa " Lalu Abu Bakar  Asshiddiq tercengang dengan apa yang diberitakan oleh Aisyah Ra putrinya sambil sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan dengan kemulyaan dan kedermawanan Baginda Rasulullah Saw, kemudian segeralah Abu Bakar berkata : Hai Aisyah ! kini Rasulullah Saw telah tiada. Maka biarlah aku saja yang akan meneruskan perkara ini sebagai pengganti beliau agar aku dapat mengamalkan apa yang telah beliau contohkan. Maka mulai esok harinya Abu Bakar Asshiddiqpun. membawakan makanan tersebut untuk disampaikan kepada pengemis buta tersebut, dicarinya orang itu sampai kesudut kota hingga mendapatkannya. Maka sa'at Abu Bakar Asshiddiq Ra menemukannya lalu mengulurkan tangannya seraya memberikan makanan itu kepada sipengemis buta tersebut tanpa ada komentar sedikitpun, lalu tak disangka oleh Abu Bakar Asshiddiq Ra ternyata sipengemis buta itu menolak pemberian Abu Bakar Asshiddiq Ra seraya berkata : " Wahai tuan bawalah kembali makanan yang tuan berikan kepadaku ini,  sebab orang yang biasa memberikan  makanan  kepadaku selalu menyuapiku sedangkan engkau berbeda dengannya " Maka Abu Bakarpun heran dan sungguh terkejut dengan  ucapan  orang  buta ini. Lalu Abu Bakar Asshiddiq Ra pun mencoba berbuat sbagaimana Baginda

Rasulullah Saw namun itupun sudah berlalu, kemudian berkata Abu Bakar Asshiddq Ra kepada sang pengemis buta itu : " Hai bapak tua tahukah  engkau siapa  Muhammad bin Abdullah itu  ?" Lalu sang pengemis buta itu berkata dengan nada tinggi : " Hai tuan…! Tahukah engkau Muhammad itu adalah penyihir jahat yang selalu merusak rumah tangga orang lain, dan dia adalah penipu ulung, dia selalu mempengaruhi orang lain dengan tipuannya agar orang lain mengikuti segala kejahatan-kejahatannya " Mendengar itu Abu Bakar Asshiddiq Ra menjadi geram dan sungguh sangat murka pada pengemis buta yang tak tahu diuntung itu, kemudian Abu Bakar Asshiddiq Ra berkata : Hai bapak tua…! Sekarang tahukah engkau siapa sebenarnya orang yang selalu menyuapimu itu ? Pengemis buta itu terdiam sambil menggelengkan kepalanya lalu mnjawab " TIDAK tuan " kemudian Abu Bakar Asshiddiq Ra berkata : Yah…Itulah dia  Muhammad yang engkau caci dan engkau cemoohkan itu !  Maka mendengar  ucapan itu, dada pengemis buta itu rasanya meledak dan menggelora serta berdetak sekeras-kerasnya seraya berkata : Celakalah Aku…celakalah aku… setiap kali aku disuapi olehnya  aku selalu mencaci dan mencemoohkannya,  kali ini aku tahu… sungguh aku tahu… bahwa  pada dirinya ada tanda-tanda nubuwah yang sebelumnya aku membencinya kini aku mencintainya,  sa'at ini juga aku bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan-Nya. Akhirnya Abu Bakar Asshiddiq Ra dibuat terharu atas ke Islaman sang pengemis itu dan bersyukurlah dengan kejadian yang sungguh sangat menggugah hati sang sahabat yang sekaligus sebagai pembela beliau disa'at beliau masih hidup.
         Seperti inilah da'wah beliau, selalu memikat para pengikut beliau bahkan memikat siapa saja yang merasakan ajakan langsung beliau, oleh karna beliau adalah sosok manusia pamungkas yang diri beliau sarat dengan nilai akhlaq, dan sikap beliau sarat dengan nilai tarbiyah rabbaniyah, yang kesemuanya itu telah diajarkan oleh Allah melalui firma-Nya :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ  ( ال عمران : 159 )
Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karna itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,dan bermusyawarahlah dengan mereka  dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad ( dalam suatu keinginan ) maka bertawakkallah kepada Allah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya 
                                                                                                                     ( S. Ali Imron : 159 )
         Dalam sebuah hadits riwayat Muslim dari Muawiyah bin Al-Hakam As Sulami ia berkata :
         Ketika Aku sedang shalat bersama-sama dengan Baginda Rasulullah Saw tiba-tiba ada seorang yang bersin, maka aku berkata : YARHAMUKALLAH ( semoga Allah merahmatimu ), Kemudian orang-orang sama-sama memandangiku dengan sinis, lalu aku berkata : Celakalah Ibumu…kenapa kalian semua memandangiku dengan sinis ? mereka kemudian memukul-mukul paha merteka sendiri. Ketika aku melihat mereka, ternyata mereka sedang menyuruhku untuk diam…Ketika Rasulullah saw usai menjalankan shalat ; Demi Bapak dan Ibuku, sungguh aku belum pernah melihat sebelum dan sesudah kejadian itu seorang guru yang lebih baik pengajarannya dari pada diri beliau. Demi Allah, beliau sedikitpun tidak membenciku tidak memukulku, dan tidak memarahiku, beliau bersabda :" sesungguhnya dalam shalat ini tidak layak ada sedikitpun perkataan manusia, shalat ini hanyalah untuk bertasbis, bertakbir, dan membaca Al-Qur'an "
         Kemudian dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dari Anas bin Malik berkata :
         Suatu ketika pernah aku berjalan bersama dengan Baginda Rasulullah Saw, beliau sa'at itu memakai selendang Najran yang kasar ujungnya. Tiba-tiba ada seorang Baduwi yang bertemu dengan beliau, Lalu menarik selendang beliau dengan kasar, sehingga aku melihat dibagian leher beliau ada bekas ujung selendang itu akibat tarikan yang kuat tersebut, Orang itu kemudian berkata :"  Wahai Muhammad ! berikanlah padaku sebagian dari harta Allah yang ada padamu " Baginda Rasulullah Saw hanya meliriknya, lalu tersenyum dan memerintahkan aku untuk memberikan sesuatu kepadanya
         Demikianlah Sikap lembut beliau yang kesemuanya itu adalah merupakan sikap yang bernuansa da'wah untuk mentransfer suatu nilai positif kepada siapapun dan menjadi standart sikap bagi setiap pribadi yang menyampaikan pesan syariat sehingga terbiaslah cahaya Iman keseluruh penjuru kehidupan ini yang akhirnya dapat memberikan dampak yang berarti dalam membangun kehidupan yang damai aman dan sejahtera. 
                                                                                                                        Wallahu a'lam bisshawab     

                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar